Kabut Lebaran di Hati Mak Suni

Lebaran tahun ini terasa paling sulit bagi Mak Suni. Kebutuhan di hari lebaran semakin banyak. Sementara uang untuk membeli berbagai kebutuhan itu tidak mencukupi.

Ilustrasi gambar (pixabay.com)

Belum lagi kebutuhan pendidikan anak-anaknya usai lebaran. Tiga orang anaknya sedang menduduki bangku sekolah di SD, SMP dan SMA.

Suami Mak Suni, Pak Sardi tidak bisa berbuat apa. Kondisinya masih belum pulih setelah jatuh sakit beberapa hari menjelang Ramadhan tiba.

Usaha Mak Suni hanyalah berjualan takjil selama bulan puasa di lapak kecil di pinggiran jalan raya.

Bukannya mendapat untung. Malah lebih banyak tekor.

Suasana berjualan di bulan Ramadhan kali ini memang tidak menguntungkan. Tidak hanya bagi Mak Suni, pedagang takjil lainnya juga mengalami hal sama.

Pedagang takjil di pinggiran jalan di desa itu semakin banyak. Sebaliknya daya beli masyarakat menurun. 

Orang-orang berseliweran hilir mudik dengan mobil atau motor banyak yang hanya sekadar ngabuburit. Menunggu waktu berbuka puasa.

Kondisi cuaca yang sering hujan menjelang masuknya berbuka puasa sering membuat nafas Mak Suni jadi sesak.

Jualan sudah dibuat sedemikian banyak. Namun hujan yang turun kadang-kadang menghambat orang ke luar rumah di sore hari.

Mak Suni bukannya menyalahkan kondisi ini. Ia tahu hujan adalah rahmat Allah SWT. Ia tetap mensyukuri nikmat Allah SWT.

Keadaan yang serba sulit itu telah mendorong Mak Suni untuk meminjam uang secara online.

Ia sudah mencoba meminjam uang ke sana kemari. Namun ternyata lebih sulit. 

Apa yang dilakukan Mak Suni itu tidak diketahui oleh suami maupun anak-anaknya.

Dalam benak Mak Suni hanyalah bagaimana kebutuhan lebaran dapat dipenuhi. Begitu pula persiapan anaknya memasuki sekolah usai lebaran.

Ketika lebaran tiba, beban pikiran Mak Suni justru semakin berat. Tagihan pinjaman online sudah menunggu. 

Mak Suni menghela nafas berat. Kabut di hati Mak Suni tak kunjung enyah.

Lalu ia mengambil air wudhu untuk shalat. Ia hanya bisa pasrah dan tawakal. Berdoa dan berdoa. Ia berharap usai lebaran akan membuka usahanya kembali.

Berharap usaha kecil jualan makanan dan minuman akan lancar dan laris.

Mak Suni yakin, shalat dan sabar akan menjadi penolong hidupnya yang sedang dilanda kesusahan.***

Artikel Terkait :

  • Reuni Masa Lalu “Khatib...khatib uni...khatib uda...!” Teriakan knek bis kota memanggil penumpang menyela bunyi bising keramaian dan kesibukan pagi di jala… Read More...
  • TerpojokTak banyak yang dapat diperbuat Kasidi dalam kondisi seperti ini selain diam. Keadaan yang serba sulit dan membuat dia terpojok. Semua orang… Read More...
  • Balada Sang Operator Sekolah Ketika ada orang yangbertanya kepada saya tentang apa saja kerja operator maka saya tidak begitu banyak menanggapi pertanyaan itu. Paling-p… Read More...
  • Kalau Sudah JodohAisyah tersenyum sembari melorotkan masker pelindung ke dagunya. Tiba-tiba bahunya terguncang-guncang, tak dapat menahan tawa."Om lucu deh..… Read More...
  • Pada Miranti Itu Ada Kamu, Mas... “Mas…, bisa saya bicara sebentar?” Seorang perempuan muda berkata pelan di balik kaca loket pendaftaran, kepada Budiman yang sedang be… Read More...